01.PROSES NGE LEAK...
Pada dasarnya ilmu ini sangat rumit dan rahasia sekali, jarang seorang guru mau dengan terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus "ngesorang rage" biar bisa diterima jadi murid. Dalam hal ini sebenarnya saya tukar ilmu dengan para guru saya, saya belajar ilmu Bali guru saya belajar ilmu versi India.
Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut. Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.
Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.
SUMPAH...
Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,
3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
5 tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari...
Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.
TINGKATAN PELAJARAN...
Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.
Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI, dalam ajaran ini di sebut " NINGGALIN SANGHYANG MENGET"
Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA.
Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang " NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ). Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.
Tingkat empat barulah kita diajar MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut " NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang...atau ngereh, dan ngelekas..
Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai...dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya )
Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,..
Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n blenggg...inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di " AMAH LEAK" padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas, ngereh, ). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di tuduh nyakitin. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!! Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG...KAWISESAN>>>
Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...
Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpacing emosi, inilah kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.
02.SANGKEPAN LEAK....
Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah LEAK ada rapatnya, atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK INI, DAN ITU, he,he,hahhha.. Yang bener adalah dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA, DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti..dalam bentuk NDIHAN, bukan kera, anjing, dan lain-lain.
Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi kalu ada yang bilang melihat KERA, PITIK BEGIL dan lain-lain itu yang melihat kena sihir, akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI NYALI... jadi kata sangkepan leak bisa dibenarkan namun..sesungguhnya bukan rapat tapi puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini sekarang sudah langka baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua he..he..apalagi sekarang banyak LEAK MATAH...he,he, berbuat jahat mengatasnakaman kebenaran tuk mencapai tujuan
KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA...
Baru-baru ini saya dishoting oleh stasiun TV Saswta Jakarta , dan maaf saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di short oleh kamera. Saya tahu beberapa orang yang mencela serta apiori dengan ilmu leak, terutama kru TV tersebut, di sinilah kelemahan orang tersebut bagi saya...lalu saya suruh menatap mata saya, dan baca mantra..abrakedabra...tiga kru TV lari..sambil menjerit...katanya dia melihat saya kayak patung Rangda, yang kebetulan sebelum shoting saya ajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat patung-patung meyeramkan itu...he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang yang saya tahu imannya cukup bagus, dia melihat saya biasa-biasa aja....
Makanya tidak gampang NGELEAKIN ORANG, apalagi orang tersebut kuat iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita komat-kamit baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok tidak berubah....he he he he..
Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10 orang pernahkah mendengar leak..jawbnya PERNAHHHHHHH...pernakah melihat leak..TIDAKKKKKKKK...tidak setiap orang mampu melihat leak dan tidak setiap leak kuasa atas diri orang lain.
DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...
Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG.
ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA, TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai penvcerahan batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun tidak spesifik...
Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau belajar...he,he... Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KWISESAN...sehingga dasa akasara ini akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama brata, dan ini murni ilmu krohanian...
Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana. Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani n kebersamaan melalui persahabatan...
Akhir kata, saya mohon maaf apabila dalam tulisan ini ada kekurang atau dalam penjelasan saya ada yang tidak patut mohon di maaflkan.. Kritik dan saran tiang sangat nantikan....
Guru Krp"hi Kevalam...
OM Loka samastha sukhino bhawantu om.
I Gede Mahendra
03.Tehnik Ngereh Leak Desti tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam ajaran Agama Hindu mengenal tiga Kerangka Dasar yaitu Tatwa,
Etika, Upakara. Jadi walaupun menjalankan ilmu pengeleakan mereka tetap
melaksanakan tiga hal yaitu :a. Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.
b. Etika berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan pasti akan melaksanakan mengenai tehnik-tehnik tingkah lakunya.
c. Upakara berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan sudah tentunya melaksanakan upakara-upakara seperti menghaturkan sesajen (banten dalam bahasa bali) sebagai sarana upakara.
Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Leak Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memasang pasirep yaitu mengeluarkan ilmu kesaktian agar semua mahluk hidup yang ada di sekitarnya semuannya tertidur lelap.
b. Mencari tempat ngereh yaitu mencari tempat yang paling strategis dan aman seperti misalnya di Kuburan, pada perempatan jalan, atau bisa di sawah yang penting tempat tersebut sepi.
c. Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.
d. Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :
Pertama mohon kepada yang bernama Butha Peteng (perwujudan unsur alam gelap) untuk memagari tempatnya agar siapa yang lewat supaya tidak melihat, dilanjutkan kemudian dengan memasang ilmu pengreres (ilmu penakut) agar yang lewat menjadi ketakutan.
Kedua mohon kepada yang bernama Butha Keridan (perwujudan unsur alam terbalik) agar pengelihatan orang bisa terbalik yaitu yang di atas bisa terlihat di bawah.
Ketiga secara berturut-turut mohon kepada yang bernama Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan terakhir mohon kepada yang bernama sang Butha Kapiragan, agar segala permohonannya bisa terkabul.
Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan Butha Kapiragan adalah nama-nama Butha Kala yang menguasai Ilmu Pengleakan.
Keempat setelah proses permohonan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan muspa (sembahyang) dengan posisi badan terbalik yang dilanjutkan dengan nengkleng (berdiri dengan kaki satu) berjalan nengkleng mengitari "sanggah cucuk" (tempat menaruh sesajen yang terbuat dari batang bambu), sesuai dengan tingkat ilmunya dengan posisi putaran berjalan nengkleng kearah kiri.
Ilmu hitam ini memang agak unik.
Tidak seperti ilmu hitam yang kita ketahui pada umumnya. Pada awalnya
ilmu ini dipelajari hanya untuk mencari sensasi di dunia kegelapan alias
dunia malam. Sebab di siang hari orang yang memiliki ilmu ini memiliki
suatu kekurangan terutama dalam hal fisiknya. Tetapi di malam hari
dengan ilmu tersebut dia dapat menutupi kekurangannya. Akan tetapi ilmu
ini mempunyai godaan tersendiri. Sebab ilmu ini dapat bersifat
menyakiti, ini sering disebut aji ugig atau aji wegig.
Mengenai pengamal ilmu hitam yang seperti anda bilang tadi, bawaannya cepat marah, pengennya berantem, dan lain sebagainya.... Lain dengan ini, kalo sekali mencoba, bisa ketagihan terus, dan coba lagi coba lagi coba lagi coba lagi.... Karena memang sensasi bertualang di malam hari memiliki kesenangan tersendiri.
Mengenai masuk sorga, memang konsekuensi yang dijanjikan oleh penguasa ilmu seperti itu (berkaitan dengan asal usul ilmu pangiwa / pangleakan). Akan tetapi jarang ada orang yang bisa mencapainya, karena para pelaku ilmu ini harus berhadapan dengan para pelaku ilmu lainnya, baik itu dari aliran putih (tengen) ataupun hitam (kiwa). Apalagi syarat yang lain adalah harus bisa membunuh 108 orang korban. Belum mencapai sejumlah itu sudah mampus duluan. Sebab secara logikanya, orang yang disakitinya pasti mencari bantuan ke tempat lain, sehingga usaha orang untuk membunuhnya bisa gagal. Begetooooo.........
Nah belum lagi harus berhadapan dengan orang yang ingin menjajal ilmunya.... Maka terjadilah "siat peteng" yang sering disebut perang leak oleh masyarakat. Adalah suatu kebohongan besar alias BULLSHIT video tentang perang leak dengan kiayi yang beredar di Youtube. Karena perang leak umumnya tidak berwujud fisik seperti itu. Lebih mengena kepada "meraga sukma" atau dengan kata lain, rohnya terlepas dari badan kasarnya. Bukan seperti yang ada di video youtube. Padahal sudah jelas2 di versi lengkap video tersebut dikatakan bahwa lokasinya di Bondowoso.... Cuma orang2 yang pengen cari sensasi aja malah bilang bahwa itu leak. Dasar katrok!!!
Mengenai kenapa sampai ada yang masih mengamalkan ilmu ini??? Kalo menurut pendapat saya:
1. Seperti yang saya katakan tadi, tentang mencari sensasi di dunia malam
2. Terdesak dengan keadaan terutama masalah ekonomi
3. Rasa Iri & dengki terhadap orang lain
4. Mau nambahin????
Lalu kenapa Tuhan masih membiarkan ilmu leak ini merajalela??? Well, Tuhan memang maha adil.... Di sinilah yang disebut dengan Rwa Bhineda, tentang sebuah keseimbangan.... Ada yang putih, ada pula yang hitam..... Ada yang baik, ada pula yang jahat... Pokoknya, intinya adalah sebuah keseimbangan.....
Di samping itu pula, bisa dijadikan sebuah ujian oleh Tuhan untuk menjalani kehidupan bagi para ciptaannya......
Anda pengen coba ajaran ilmu hitam yang paling gampang??? Ambil tanah atau kotoran dari kuburan, lalu lempar & buang ke halaman atau rumah orang yang anda benci. Yang terjadi adalah, suasana rumah tersebut jadi tidak nyaman dan menyeramkan......
Belajar yang jelek memang gampang sekali. Tetapi untuk mempelajari hal yang baik, ujiannya akan datang bertubi2.... Makanya karma dan hasil dari perbuatan baik rasanya lebih nikmat daripada perbuatan jelek.
Maaf bro.... cuma sekedar bercerita aja..... Kalo kurang berkenan, sekali lagi mohon maaf........
Mengenai pengamal ilmu hitam yang seperti anda bilang tadi, bawaannya cepat marah, pengennya berantem, dan lain sebagainya.... Lain dengan ini, kalo sekali mencoba, bisa ketagihan terus, dan coba lagi coba lagi coba lagi coba lagi.... Karena memang sensasi bertualang di malam hari memiliki kesenangan tersendiri.
Mengenai masuk sorga, memang konsekuensi yang dijanjikan oleh penguasa ilmu seperti itu (berkaitan dengan asal usul ilmu pangiwa / pangleakan). Akan tetapi jarang ada orang yang bisa mencapainya, karena para pelaku ilmu ini harus berhadapan dengan para pelaku ilmu lainnya, baik itu dari aliran putih (tengen) ataupun hitam (kiwa). Apalagi syarat yang lain adalah harus bisa membunuh 108 orang korban. Belum mencapai sejumlah itu sudah mampus duluan. Sebab secara logikanya, orang yang disakitinya pasti mencari bantuan ke tempat lain, sehingga usaha orang untuk membunuhnya bisa gagal. Begetooooo.........
Nah belum lagi harus berhadapan dengan orang yang ingin menjajal ilmunya.... Maka terjadilah "siat peteng" yang sering disebut perang leak oleh masyarakat. Adalah suatu kebohongan besar alias BULLSHIT video tentang perang leak dengan kiayi yang beredar di Youtube. Karena perang leak umumnya tidak berwujud fisik seperti itu. Lebih mengena kepada "meraga sukma" atau dengan kata lain, rohnya terlepas dari badan kasarnya. Bukan seperti yang ada di video youtube. Padahal sudah jelas2 di versi lengkap video tersebut dikatakan bahwa lokasinya di Bondowoso.... Cuma orang2 yang pengen cari sensasi aja malah bilang bahwa itu leak. Dasar katrok!!!

Mengenai kenapa sampai ada yang masih mengamalkan ilmu ini??? Kalo menurut pendapat saya:
1. Seperti yang saya katakan tadi, tentang mencari sensasi di dunia malam
2. Terdesak dengan keadaan terutama masalah ekonomi
3. Rasa Iri & dengki terhadap orang lain
4. Mau nambahin????

Lalu kenapa Tuhan masih membiarkan ilmu leak ini merajalela??? Well, Tuhan memang maha adil.... Di sinilah yang disebut dengan Rwa Bhineda, tentang sebuah keseimbangan.... Ada yang putih, ada pula yang hitam..... Ada yang baik, ada pula yang jahat... Pokoknya, intinya adalah sebuah keseimbangan.....
Di samping itu pula, bisa dijadikan sebuah ujian oleh Tuhan untuk menjalani kehidupan bagi para ciptaannya......
Anda pengen coba ajaran ilmu hitam yang paling gampang??? Ambil tanah atau kotoran dari kuburan, lalu lempar & buang ke halaman atau rumah orang yang anda benci. Yang terjadi adalah, suasana rumah tersebut jadi tidak nyaman dan menyeramkan......
Belajar yang jelek memang gampang sekali. Tetapi untuk mempelajari hal yang baik, ujiannya akan datang bertubi2.... Makanya karma dan hasil dari perbuatan baik rasanya lebih nikmat daripada perbuatan jelek.

Maaf bro.... cuma sekedar bercerita aja..... Kalo kurang berkenan, sekali lagi mohon maaf........
penjelasannya panjang lebar. Mudah2an betah bacanya.....
Proses ngereh pada leak dan petapakan tentu saja berbeda. Ngereh pada leak menggunakan ilmunya sendiri dan mengubah tubuhnya sendiri. Sedangkan pada petapakan adalah membiarkan kekuatan Ida Bethara Sesuhunan untuk masuk ke dalam tubuh orang yang memakai kostum dan topeng rangda. Persamaannya adalah sama2 dilakukan pada malam hari
Kira2 begini kisahnya:
Memang benar ilmu pangleakan adalah sebuah panugrahan dari "Beliau". Namun di jaman sekarang, orang2 banyak yang tidak mau repot. Buat apa belajar lama2 kalo udah bisa beli penyakit untuk menyakiti seseorang?? Mulai dari bebai, pekakas, sesabukan, pepasangan, rerajahan, dan lain sebagainya sudah mulai dikomersilkan oleh balian2 pangleakan. Seperti layaknya dukun santet
Dari sekian banyak postingan yang saya baca, ada yg percaya, ada yang tidak, ada yang setengah2, dan ada yang menyajikan obrolan2 yang di masyarakat. Nah sekarang saya coba bahas salah satu mantra dan lelaku ilmu pangiwa, yang disebut Guna Kama Lelipi. Namun ada banyak versi mengenai guna2 ini. Sebab ada yang mengatakan memakai kama lelipi (cairan senggama ular), air lir ular, bahkan bagian tubuh ular yang sedang bersenggama itu sendiri. Ilmu ini digunakan untuk pengasih.
Kama lelipi itu sendiri bisa pula digunakan oleh bebotoh yang suka metajen. Jadi ketika melihat ular yang sedang bersenggama, tutupi dengan kain sehingga kama dari ular tersebut akan menempel pada kain tersebut. Kemudian setiap akan metajen, kain itu dibawa, konon si bebotoh akan selalu menang. Dengan syarat kain tersebut tidak boleh dicuci agar kama ular tersebut tidak hilang.
Salah satu ilmu yang menggunakan kama lelipi (ular) adalah Guna Piwelas Jaring Sutra.
Berikut mantranya:
-Jika menggunakan kama lelipi (ular), harus dimantrai 3 kali. Lalu jika bertemu dengan orang yang dituju, oleskan ke bagian tubuh orang tersebut.
-Jika menggunakan kules lelipi (kulit ular yang sehabis berganti kulit), bakar kules lelipi tersebut, diberi mantra, lalu oleskan pada sasaran.
Tujuan jahat: untuk menundukkan lawan jenis. Yah semacam pelet lah
Tujuan baik: untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Sehingga pasangan tidak macam2.
ps: saya tidak bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan jika ada yang berani mencoba. Resiko tanggung sendiri!!
Tidak baik jika digunakan untuk mencari jodoh. Sebab dapat berakibat buruk pada generasi keturunan.
Proses ngereh pada leak dan petapakan tentu saja berbeda. Ngereh pada leak menggunakan ilmunya sendiri dan mengubah tubuhnya sendiri. Sedangkan pada petapakan adalah membiarkan kekuatan Ida Bethara Sesuhunan untuk masuk ke dalam tubuh orang yang memakai kostum dan topeng rangda. Persamaannya adalah sama2 dilakukan pada malam hari

Kira2 begini kisahnya:
1. Ngereh Leak
Pada prosesi atau ritual ngereh pada leak, dilakukan di tempat sepi
dimana tidak ada orang yang melihat alias sepi. Baik itu di kuburan,
perempatan jalan, pinggir jalan, atau bahkan di rumah sendiri. Kekuatan
yang dominan dalam ngereh ini adalah ilmu sihirnya yang bisa membuat
orang menjadi takut. Ilmu ini disebut dengan Ilmu Pengreres. Biasanya
kalo ada orang yang melewati suatu tempat dimana ada yang memasang ilmu
pengreres, maka akan timbul perasaan takut pada orang tersebut sehingga
membatalkan niatnya untuk melewati tempat tersebut. Jadi orang yang akan
ngereh bisa leluasa melakukan ritualnya tanpa diketahui orang lain.
Proses ngereh ini dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan yang
diajarkan atau tingkat ilmunya.
Bahkan ada pula yang secara tidak sadar ngereh dan berubah wujud karena
tidak tahu bahwa ilmu yang diajarkan oleh gurunya adalah ilmu
pengleakan. Ada suatu kisah, tersebutlah seseorang di suatu desa. Pada
malam hari entah kenapa orang tersebut sangat ingin sekedar jalan2
menikmati udara malam, mengingat pada saat itu cuaca sangat panas. Dalam
perjalanannya, orang tersebut sangat menikmati indahnya & sejuknya
dunia malam sambil memandangi cahaya rembulan. Pada suatu ketika, dia
melewati sebuah pohon nangka. Di bawah pohon tersebut, dia menemukan
sebuah buah nangka yang baunya sangat harum karena saking matangnya.
Karena tergiur dengan nikmatnya buah nangka tersebut, maka dibawa
pulanglah buah nangka tersebut. Sesampainya di rumah, orang tersebut
meletakkan buah nangkanya di atas bale gede karena dia berpikir tidak
mau makan nangka malam2. Setelah itu, dia masuk ke dalam kamar dan
tidur. Ketika pagi harinya, orang tersebut mendengar istrinya ribut2
& marah2 di halaman depan tepat di depan bale gede. Karena kesal
mendengar omelan istrinya, orang tersebut bertanya kepada istrinya
kenapa pagi2 sudah marah2?? Istrinya pun menjawab karena ada orang yang
menaruh bangkai anjing di atas bale gede. Orang tersebut terkejut bukan
main! Karena dia merasa meletakkan buah nangka di atas bale gede, bukan
bangkai anjing!
Usut punya usut, ternyata orang tersebut memakai sabuk pengleakan yang
didapat dari gurunya dan tanpa sengaja ia mengubah dirinya sendiri
menjadi seekor monyet di malam hari. Ternyata selain mengubah wujud
tubuhnya, pikiranpun menjadi berubah. Bangkai anjing berbau busuk
dilihat bagai buah nangka yang matang dan berbau harum!
Believe it or not bro.... Tapi kisah ini sudah beredar sedari dulu di kalangan masyarakat luas 

2. Ngerehin / Ngerehang Petapakan Ida Bethara
Bagi orang Hindu Bali tentunya kata ngerehin atau ngerehang Petapakan
Ida Bethara sudah tidak asing lagi. Tetapi banyak juga yang bertanya,
why? Kenapa? Buat apa? What for?
Mudah2an gak bosen bacanya yaahhhh 

Pertama mari kita telusuri apakah petapakan itu sebenarnya? Petapakan
adalah topeng dalam wujud sosok makhluk magis yang meyeramkan, terbuat
dari kayu tertentu, dibentuk sedemikian rupa sebagai simbol unsur
niskala (tidak nampak) dari adanya Ida Betara Rangda. Petapakan ini
dipercaya bisa mengusir grubug (wabah penyakit) dan marabahaya yang
bersifat niskala lainnya. Agar petapakan ini berfungsi dengan
sebagaimana mestinya, maka petapakan ini harus memiliki kekuatan gaib,
taksu, dan melalui proses skralisasi. Proses sakralisasi sudah dimulai
pada saat mencari bahan kayu yang akan digunakan untuk membuat topeng
tersebut. mumnya, kayu yang digunakan bahan petapakan, adalah jenis kayu
yang dipercaya memiliki kekuatan magis, antara kayu pule, kapuh
(rangdu), jaran, kapas, waruh teluh, dan kepah. Masing-masing jenis kayu
ini ternyata memiliki mitologinya sendiri, yang narasinya berusaha
menggambarkan keunikan dan kemagisan kayu2 tersebut. Sakralisasi juga
tampak pada hari baik yang harus dipilih saat mulai mengerjakan
petapakan itu, yang disebut hari kilang-kilung menurut kalender Bali.
Sakralisasi ini masih harus dijalankan dalam beberapa tahapan, antara
lain tahapan Pasupati, Ngatep, Mintonin dan akhirnya Ngerehang.
Pasupati artinya kekuatan dari Dewa Siwa
Ngatep artinya mempertemukan
Mintonin adalah bahasa Jawa Kuno yang artinya menampakkan diri.
Ngereh berarti memusatkan pikiran, dengan mengucapkan mantra dalam hati, sesuai dengan tujuan yang bersangkutan
Ada beberapa lontar yang berkaitan mengenai proses ngereh ini. Di
antaranya Lontar Pengerehan, Lontar Canting Mas dan Sewer Mas Widi
Sastra, dan Ganapati Tattwa (perlu diketahui bahwa Ganesha adalah
penguasa dari seluruh unsur yang bersifat gaib termasuk mahluk2 halus).
Di dalam proses ngerehang ada 3 tingkat upacara sakralisasi. Yaitu:
1. Prayascitta dan Melaspas
Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghapuskan noda baik yang
bersifat sekala maupun niskala yang ada pada kayu dan benda lain yang
digunakan untuk pembuatan Petapakan Betara Rangda. Noda ini dapat saja
ditimbulkan oleh sangging (tukang ukir) ataupun bahan itu sendiri.
Dengan Upacara Prayascitta diharapkan kayu atau bahan itu menjadi bersih
dan suci serta siap untuk diberikan kekuatan. Upakara tersebut
dihaturkan kehadapan Sang Hyang Surya, Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang
Sapujagat.
2. Ngatep dan Pasupati
Ngatep dan Pasupati dapat dilakukan oleh Pemangku (orang suci) dan
Sangging (tukang ukir). Dengan upacara ini terjadilah proses Utpeti
(kelahiran) terhadap Petapakan Betara Rangda. Mulai saat itu dapat
difungsikan sebagai personifikasi dari roh atau kekuatan gaib yang
diharapkan oleh penyungsungnya (pemujanya).
3. Masuci dan Ngerehin
Tingkat Masuci dan Ngerehin, merupakan tingkat upacara yang terakhir
dengan maksud Betara Rangda menjadi suci, keramat dan tidak ada yang
ngeletehin (menodai). Tujuan upacara adalah untuk memasukkan kekuatan
gaib dari Tuhan. Dengan demikian diharapkan Petapakan Betara Rangda
mampu menjadi pelindung yang aktif. Upacara ini biasanya dilakukan pada
dua tempat yaitu di pura dan di kuburan. Apabila dilakukan di kuburan
yang dianggap angker, maka diperlukan tiga tengkorak manusia yang
berfungsi sebagai alas duduk bagi yang memundut (mengusung). Begitu
pula bila dilakukan di pura maka tengkorak manusia dapat diganti dengan kelapa gading muda
(kelapa yang berwarna kuning). Upacara ini biasanya dilakukan pada
tengah malam terutama pada hari2 keramat seperti hari kajeng kliwon
menurut kalender Bali. Sebagai puncak keberhasilan upacara ini adalah
adanya kontak dari alam gaib yaitu berupa seberkas sinar yang jatuh
tepat pada pemundutnya (pengusungnya). Si pemundut (pengusung) yang
kemasukan sinar itu akan dibuat kesurupan dan pada saat itu pula si
pemundutnya (pengusungnya) menari2. Kejadian lain yang menandakan
upacara ini berhasil adalah apabila Petapakan Betara Rangda bergoyang
tanpa ada yang menyentuhnya.
Jadi ritual Ngereh itu adalah peristiwa kesurupan, yang sengaja dibuat
karena untuk membuktikan bahwa “topeng” yang diupacarai sudah memiliki
kekuatan gaib untuk keselamatan masyarakat penyungsungnya (Pemujanya).
Tetapi di luar semua itu, prosesi ini tidak sesederhana dan semudah
seperti yang saya sebutkan di atas. Masih ada beberapa sarana lain yang
dipakai untuk prosesi dan tidak lupa bahwa orang yang sebagai pemundut
akan mengalami berbagai godaan untuk menggagalkan prosesi ngerehin yang
dijalaninya.
Yah lumayan menyeramkan dan menegangkan juga sih.... 

Tapi asiknya itu rame2 ama temen2 menunggu di luar area sambil berharap
bisa melihat. Takut tapi pengen.... itu perasaan apa yah?? 

Kira2 begitu pak poohrie... Mudah2an cerita saya berkenan...
waduh setahu saya ini bukan ilmu leak
ya. maaf kalo salah. leak yang asli ngk pake duit ato sesajen deh. udah
ada buktinya kok. ngk perlu apa2. hanya perlu ijin dan doa yang di
turunkan dari Beliau. udah deh. kalo bayar jangan2 ini sesat nih ato
jadi aliran hitam yang lebih bertujuan membunuh atau hanya menyakiti.
dan utk mendapatkan ilmu tersebut ngk gampang. jalannya panjang n ngk bisa dicari2 ato dipelajari. Leak yang sesungguhnya diturunkan oleh Beliau, dan tidak diperjual belikan.
Leak memiliki kekuatan yang luar biasa bukan sekedar membunuh ato menyakiti tapi juga dapat menyembuhkan dan menolong org lain. ibarat Pisau, ditangan koki dia akan menjadi alat masak penyaji cita rasa masakan lesat. tapi beda halnya di tangan pembunuh, dipake bacok org lah.
so please deh. hati2 akan propaganda ato penyalah gunaan atas dasar Leak sesungguhnya.
Kalo leak sudah pasti bisa menyakiti / membunuh. Pisau yang bro
maksud lebih tepat dikategorikan ilmu pangiwa. Pangiwa bisa dibawa ke
arah mana saja. Bisa dibuat baik, bisa pula dibuat jahat. Kalo dibuat
baik, digunakan untuk mengetahui obat yang tepat untuk mengobati orang
yang terkena serangan pangleakan. Bahkan bisa dipake untuk panempur
pangleakan. Jika digunakan untuk maksud jelek, ilmu pangiwa akan
menjurus kepada pangleakan. Namun ada 1 ilmu pangleakan yang sudah tidak
memerlukan korban lagi. Yaitu leak sari, dengan syarat harus menguasai
kanda pat sari terlebih dahulu.dan utk mendapatkan ilmu tersebut ngk gampang. jalannya panjang n ngk bisa dicari2 ato dipelajari. Leak yang sesungguhnya diturunkan oleh Beliau, dan tidak diperjual belikan.
Leak memiliki kekuatan yang luar biasa bukan sekedar membunuh ato menyakiti tapi juga dapat menyembuhkan dan menolong org lain. ibarat Pisau, ditangan koki dia akan menjadi alat masak penyaji cita rasa masakan lesat. tapi beda halnya di tangan pembunuh, dipake bacok org lah.
so please deh. hati2 akan propaganda ato penyalah gunaan atas dasar Leak sesungguhnya.
Memang benar ilmu pangleakan adalah sebuah panugrahan dari "Beliau". Namun di jaman sekarang, orang2 banyak yang tidak mau repot. Buat apa belajar lama2 kalo udah bisa beli penyakit untuk menyakiti seseorang?? Mulai dari bebai, pekakas, sesabukan, pepasangan, rerajahan, dan lain sebagainya sudah mulai dikomersilkan oleh balian2 pangleakan. Seperti layaknya dukun santet

Dari sekian banyak postingan yang saya baca, ada yg percaya, ada yang tidak, ada yang setengah2, dan ada yang menyajikan obrolan2 yang di masyarakat. Nah sekarang saya coba bahas salah satu mantra dan lelaku ilmu pangiwa, yang disebut Guna Kama Lelipi. Namun ada banyak versi mengenai guna2 ini. Sebab ada yang mengatakan memakai kama lelipi (cairan senggama ular), air lir ular, bahkan bagian tubuh ular yang sedang bersenggama itu sendiri. Ilmu ini digunakan untuk pengasih.
Kama lelipi itu sendiri bisa pula digunakan oleh bebotoh yang suka metajen. Jadi ketika melihat ular yang sedang bersenggama, tutupi dengan kain sehingga kama dari ular tersebut akan menempel pada kain tersebut. Kemudian setiap akan metajen, kain itu dibawa, konon si bebotoh akan selalu menang. Dengan syarat kain tersebut tidak boleh dicuci agar kama ular tersebut tidak hilang.
Salah satu ilmu yang menggunakan kama lelipi (ular) adalah Guna Piwelas Jaring Sutra.
Berikut mantranya:
Guna Piwelas Jaring Sutra
Om Kaki Ula Bhumi,
Aku Angamet Atmane si anu (nama orang yang dituju)
Tuminggalin Awak Sariranku,
Teka Poma 3x
Kadep Sidhi Mandhi Mantramku
Sarana:Om Kaki Ula Bhumi,
Aku Angamet Atmane si anu (nama orang yang dituju)
Tuminggalin Awak Sariranku,
Teka Poma 3x
Kadep Sidhi Mandhi Mantramku
-Jika menggunakan kama lelipi (ular), harus dimantrai 3 kali. Lalu jika bertemu dengan orang yang dituju, oleskan ke bagian tubuh orang tersebut.
-Jika menggunakan kules lelipi (kulit ular yang sehabis berganti kulit), bakar kules lelipi tersebut, diberi mantra, lalu oleskan pada sasaran.
Tujuan jahat: untuk menundukkan lawan jenis. Yah semacam pelet lah

Tujuan baik: untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Sehingga pasangan tidak macam2.
ps: saya tidak bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan jika ada yang berani mencoba. Resiko tanggung sendiri!!
Tidak baik jika digunakan untuk mencari jodoh. Sebab dapat berakibat buruk pada generasi keturunan.
Kerenn
BalasHapusKerenn
BalasHapus